APBN Proyek

Oleh Dahlan Iskan

APBN Proyek
Dahlan Iskan bersama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: disway.id

Itulah sebabnya setelah berhasil mendapatkan komitmen dana Rp 28 triliun dari USIDFC Amerika, Luhut segera ke Jepang. Lalu ke Riyadh, Arab Saudi. Dan ke Uni Emirat Arab.

Baca Juga:

Sebelum semua itu pun sudah pula ke Yunnan, Tiongkok. Tujuan utamanya, itu tadi, demi menghimpun dana untuk SWF. "Saya sampai biasa swab seminggu dua kali," katanya. Padahal ketika ke Yunnan, misalnya, "tidak bisa ke mana-mana kecuali ke bandara-rapat-bandara".

Amerika sendiri juga merestrukturisasi lembaga-lembaga bantuan asingnya. Terutama untuk mengimbangi meluasnya pengaruh Tiongkok di Asia.

Semua lembaga Amerika itu kini dilebur ke satu badan bernama US International Development Finance Corporation (USIDFC). USAID termasuk yang melebur ke dalamnya. Lembaga inilah yang menjanjikan Rp 28 triliun ke SWF-nya Indonesia.

Biarpun sudah menjadi satu tetap saja kemampuan pendanaan USIDFC itu hanya senilai slilit dibanding dana yang disiapkan Tiongkok.

Apa pun Indonesia bisa menarik keuntungan dari persaingan AS-Tiongkok itu.

Jadi dugaan para komentator di Disway itu benar. SWF Indonesia –yang namanya belum diresmikan– beda dengan yang di negara lain.

SWF mereka sumber dananya adalah 'kelebihan uang' mereka. Sedang kita masih selalu kekurangan uang.

Luhut – bukan menteri keuangan– yang melakukan hal ini. Luhut segera ke Jepang, Riyadh, Arab Saudi, dan UEA setelah mendapatkan komitmen dana Rp 28 trilin dari USIDFC Amerika.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News