APTRI: Impor Melimpah, Tetapi Gula Kok Masih Langka dan Mahal

APTRI: Impor Melimpah, Tetapi Gula Kok Masih Langka dan Mahal
Ilustrasi stok gula pasir. Foto: ANTARA/Zubaidah

jpnn.com, JAKARTA - Sektetaris Jenderal Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) M Nur Khabsyin merasa heran atas kelangkaan dan mahalnya harga gula di pasaran. Padahal, pemerintah sudah melakukan kebijakan impor dalam jumlah yang melimpah.

Menurut Nur, saat ini harga gula di pasar masih tinggi yaitu pada kisaran Rp18.000/kg. "Hal ini tentu memberatkan masyarakat. Padahal  impor sudah dilakukan," ucapnya kepada jpnn.com, Sabtu (25/4).

Dia pun menyodorkan data impor gula yang dilakukan pemerintah. Pada desember 2019, jumlahnya mencapai 270 ribu ton.

Sementara itu, pada tahun 2020, kebijakan impor gula berada di angka 438 ribu ton dan impor tambahan 550 ribu ton. Jumlah itu belum termasuk 150 ribu ton impor gula kristal putih (GKP) untuk Badan Urusan Logistik (Bulog), PPI dan RNI.

"Ditambah lagi pengalihan 250 ribu ton gula rafinasi ke GKP. APTRI mempertanyakan gula impor sebanyak itu mana gulanya? Kok masih langka dan harganya naik terus. Para importir itu harus bertanggungjawab," tandas Nur.(fat/jpnn)

Sektetaris Jenderal Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) M Nur Khabsyin merasa heran atas kelangkaan dan mahalnya harga gula di pasaran.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News