Arab Yahudi

Oleh: Dahlan Iskan

Arab Yahudi
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya pilih bertanya ke staf terminal: berapa kira-kira kalau harus carter mobil. Strategi bertanya lebih dulu ini betul sekali. Ternyata murah sekali. Jaraknya hanya 120 km. "Mungkin 130 riyal," ujarnya. Bayangan saya, 1000 riyal.

Saya pun melangkah meninggalkan terminal. Ke deretan mobil. Tetapi staf itu memanggil saya. "Mungkin 150 riyal," katanya.

Angka itu pun masih ok. Daripada 1000. Maka saya sampai ke deretan mobil.

"200 real," jawab pemilik taksi gelap itu. Yang terang tidak ada di situ. Itu pun masih ok. Daripada 1000.

Saya pun masuk mobil. Toyota entah jenis apa. Agak tua. Kotak di dashboard-nya sudah dibalut lakban.

Begitu saya masuk mobil, ia memejamkan mata sejenak. "300 riyal," katanya.

Usianya sudah sekitar 65 tahun. Garis wajahnya berkerut keras dan terlihat lebih  tua. Ia pakai baju putih panjang khas Arab. Di kepalanya sorban mengigal lusuh.

Ok. Setua itu masih mencari rezeki di jalanan. Itu belum sampai sepertiga bayangan 1000.

Saya berterima kasih ada orang sepintar itu. Sudah seperti Yahudi, bahkan saya sulit berpendapat pintar mana Arab dan Yahudi. Dalam hal berdagang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News