Arab Yahudi

Oleh: Dahlan Iskan

Arab Yahudi
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sampailah mobil ini di jalan layang interchange yang memutar gagah dan tinggi. Di atas jalan layang itu ada satu lelaki berjalan kaki. Sendirian. Selebihnya sunyi.

"Sharma?" teriak pak tua kepada pejalan kaki itu.

"¢®§~£," jawabnya. Rupanya ia menyebut satu nama tempat di depan sana.

"Khamsa riyal," ujar lelaki tua di belakang kemudi. Tidak ada dialog. Lelaki itu membuka pintu belakang. Naik ke mobil. Lumayan, dapat tambahan 5 riyal.

Sepuluh menit kemudian lelaki itu minta berhenti. Turun. Wow. Kalau jalan kaki jauh juga. Apalagi menjunjung barang berat.

Lelaki itu turun begitu saja. Ngeloyor. Tanpa membayar. Melihat itu pemilik mobil hanya menggerakkan bahu sedikit. Tidak menagih. Lalu tancap gas.

Tidak ada raut kecewa sedikit pun. Tidak juga menggumam, apalagi ngomel.

"Baik juga orang tua ini," pikir saya dalam hati.

Saya berterima kasih ada orang sepintar itu. Sudah seperti Yahudi, bahkan saya sulit berpendapat pintar mana Arab dan Yahudi. Dalam hal berdagang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News