Arief Poyuono: Jangan Sampai Cetak Uang Rp600 Triliun Jadi Kiamat Ekonomi Indonesia

Menurut Arief, modern monetary theory yang ramai didiskusikan ekonom dunia, salah satu anjurannya adalah bila sisi pengeluaran negara defisit maka caranya adalah dengan mencetak duit, dan pemerintah menerbitkan surat utang negara dan dibeli oleh Bank Indonesia. Namun, ada banyak syarat agar pencetakan uang tidak menimbulkan inflasi.
“Syaratnya ekonomi negara tersebut harus full employment, uang yang dicetak digunakan untuk belanja fasilitas-fasilitas kesehatan gratis bagi masyarakat, pendidikan gratis, pembangunan infrastruktur pangan untuk mengerakan pembukaan lahan sawah baru dan infrastruktur lainnya oleh pemerintah,” paparnya.
Nah, Arief menegaskan, bila mencetak uang hanya untuk menalangi para konglomerat dan perusahaannya serta bank-bank swasta yang memang performance keuangan sudah negatif sebelum ada wabah Covid-19, yang ada malah model krisis 98 dan mungkin lebih parah lagi.
“Jadi mencetak uit boleh saja, tidak jadi masalah tetapi kalau ilmu silat tidak benar yang ada rontok nih sistem moneter kita,” katanya.(boy/jpnn)
Badan Anggaran (Banggar) DPR mengusulkan Bank Indonesia mencetak uang hingga Rp600 triliun.
Redaktur & Reporter : Boy
- Versi IndoStrategi, Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Nilai Performa Tertinggi
- Arief Poyuono: Harus Ada Alasan Kuat untuk Menggulingkan Gibran
- Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran, Arief Poyuono: Masih dalam Koridor Konstitusi
- Siasat Sri Mulyani untuk Meredam Tarif Resiprokal Amerika Serikat
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- KPK Ungkap Modus Korupsi Dana CSR BI Seusai Periksa Satori