Arogan, Pacar Kita Kabur

Arogan, Pacar Kita Kabur
Kasandra A Putranto. Foto: Ist for JPNN

Rekrutmen dan pembinaan juga harus ditingkatkan. Selain itu visi manajemennya harus diubah, jangan sekadar membesarkan perusahaan, tapi kesejahteraan sopir diabaikan.‎ Kalau terlambat berubah, yang rugi perusahaan itu sendiri.

Aksi protes yang menuntut layanan berbasis online ditutup menunjukkan penyimpangan individual dan organisasi. Kepanikan karena tidak siap bersaing yang berujung pada tindakan anarkistis. Yang jadi pertanyaan, apakah ini sopir atau atau sih? Kalau sopir, harusnya memberikan pelayanan maksimal dan menyenangkan kepada konsumen. Menarik minat konsumen itu layaknya orang pacaran. Apapun harus dilakukan agar pacar kita makin tertarik dan cinta. Kalau caranya arogan, pacar kita malah kabur dan minta putus.

Saran Anda untuk perusahaan taksi?

Saya berharap ini menjadi pelajaran bagi seluruh perusahaan taksi serta lainnya. Saya contohkan beberapa perusahaan besar seperti Fuji Film, Aquarius, dan lain-lain yang tutup tapi tidak diwarnai aksi demo. Bila ingin eksis, tata dulu manajemen di dalam perusahaan, kemudian perbaiki rekrutmen dan pembinaan, serta siasati lebih dalam kondisi psikologis konsumen.‎***.

 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News