AS akan 'Pragmatis untuk Isu Iklim'

AS akan 'Pragmatis untuk Isu Iklim'
EARTH HOUR - Suasana sudut kota New York saat program pemadaman listrik selama satu jam dalam rangka kampanye Earth Hour, Sabtu (28/3) pekan lalu, sebagai bagian dari himbauan global untuk beraksi mengatasi perubahan iklim. Foto: AFP.
BONN - Amerika Serikat (AS) harus menyeimbangkan antara (kemampuan) sains, dengan apa yang secara politis dan teknologi dapat dicapai, dalam isu perubahan iklim. Demikian dikatakan oleh pimpinan negosiator AS, Jonathan Pershing, yang berbicara dalam pertemuan PBB di Bonn, Kamis (2/4) waktu setempat, seperti dikutip BBC, Jumat (3/4) pagi.

Pershing mengatakan bahwa AS tak bisa menjanjikan apa yang tidak bisa mereka lakukan menjelang 2020. Seperti diketahui, negara-negara miskin pernah mengatakan bahwa dengan perkembangan sains terkini, negara-negara kaya mustinya bisa menurunkan emisi hingga 40 persen di level 1990, menjelang tahun 2020. Dalam hal ini, rencana Presiden AS Barack Obama yang hanya berniat menstabilkan gas rumah kaca di level 1990 menjelang 2020 dipandang tidak terlalu berambisi.

Pershing, Kepala Delegasi AS ini, sebelumnya telah bertahun-tahun mempromosikan energi bersih untuk Lembaga Energi Internasional atau International Energy Agency, dan bekerja di WRI (World Resource Institution) - lembaga think-thank-nya pemerintah AS.

Pershing sendiri mengatakan bahwa sejak jauh hari ia sudah sangat khawatir kalau bumi telah terlanjur memasuki era perubahan iklim yang berbahaya. Namun, ia pun mengatakan bahwa AS sendiri tidak bisa berjanji untuk 2020, jika itu tak akan bisa ditepati.

BONN - Amerika Serikat (AS) harus menyeimbangkan antara (kemampuan) sains, dengan apa yang secara politis dan teknologi dapat dicapai, dalam isu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News