AS Memasuki Pekan Mengerikan, Mayat-mayat Korban Corona Ditumpuk dalam Kantong Oranye

AS Memasuki Pekan Mengerikan, Mayat-mayat Korban Corona Ditumpuk dalam Kantong Oranye
Seorang pelanggan (kiri) yang mengenakan masker mencegah terjankiti virus corona COVID-19, berjalan memasuki sebuah pasar swalayan di Arlington, Virginia, AS, Sabtu (4/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Xinhua/Liu Jie/pras.

Gugus tugas penanganan virus corona Gedung Putih memperingatkan ini bukan waktunya untuk pergi ke toko kelontong atau tempat-tempat umum lainnya.

Sebagian besar negara bagian telah memerintahkan penduduk untuk tinggal di rumah kecuali untuk keperluan penting, guna memperlambat penyebaran virus di AS di mana lebih dari 321.000 orang dinyatakan positif dan lebih dari 9.100 orang telah meninggal, menurut penghitungan Reuters.

Namun, beberapa gereja mengadakan pertemuan besar pada Minggu Palma, awal Pekan Suci di gereja-gereja Kristen.

"Kami menentang aturan karena perintah Tuhan adalah menyebarkan Injil," kata Tony Spell, pendeta Gereja Life Tabernacle di pinggiran kota Baton Rouge, Louisiana.

Dia telah menentang perintah negara untuk tidak berkumpul dalam kelompok besar dan telah dikenai enam pelanggaran ringan.

Louisiana telah menjadi tempat paling berbahaya dalam penularan virus. Pada Sabtu (4/4), negara bagian itu melaporkan lonjakan kematian menjadi 409 dan lebih dari 12.000 kasus.

Gubernur John Bel Edwards mengatakan kepada CNN pada Minggu bahwa negara bagian itu kemungkinan kehabisan ventilator pada Kamis mendatang.

Pakar medis Gedung Putih memperkirakan antara 100-240 ribu orang Amerika dapat terbunuh dalam pandemi, bahkan jika perintah untuk tinggal di rumah diikuti.

Wabah virus corona COVID-19 di Amerika Serikat (AS) memasuki salah satu pekan paling genting dan mengerikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News