AS Memasuki Pekan Mengerikan, Mayat-mayat Korban Corona Ditumpuk dalam Kantong Oranye

jpnn.com, WASHINGTON - Jumlah kematian akibat virus corona COVID-19 di Amerika Serikat melonjak, terutama di New York, Michigan, dan Louisiana.
Sejumlah gubernur menyerukan agar warga tinggal di rumah selama pekan-pekan paling genting .
New York, negara bagian yang paling terpukul, melaporkan pada Minggu (5/4) bahwa ada hampir 600 kematian baru dengan total 4.159 kematian dan 122.000 total kasus.
Mayat-mayat korban COVID-19, penyakit pernapasan mirip flu yang disebabkan oleh virus corona, ditumpuk dalam kantong oranye terang di dalam kamar mayat sementara di luar Pusat Medis Wyckoff Heights di Brooklyn, menurut foto yang diberikan kepada Reuters.
Kepala operasional Korps Layanan Kesehatan Masyarakat AS Jerome Adams memperingatkan di Fox News Sunday bahwa masa sulit ada di depan tetapi "ada cahaya di ujung terowongan jika setiap orang melakukan bagian mereka selama 30 hari ke depan."
"Ini akan menjadi minggu paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan kebanyakan orang Amerika, terus terang. Ini akan menjadi momen Pearl Harbor kita, momen 9/11 kita, hanya saja itu tidak bersifat lokal," katanya.
"Itu akan terjadi di seluruh negeri. Dan aku ingin Amerika mengerti itu."
Tempat-tempat seperti Pennsylvania, Colorado, dan Washington DC mulai menyaksikan peningkatan kematian.
Wabah virus corona COVID-19 di Amerika Serikat (AS) memasuki salah satu pekan paling genting dan mengerikan.
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Gubernur Lemhannas Sebut Kebijakan Tarif Resiprokal Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS