AS Tutup Kedubes, Barat Tarik Para Dubes
Tekanan atas Syria Menguat, Menlu Rusia Temui Assad
Rabu, 08 Februari 2012 – 23:43 WIB

AS Tutup Kedubes, Barat Tarik Para Dubes
DAMASKUS - Keberingasan para tentara pemerintahan Presiden Bashar al-Assad terhadap demonstran di Syria membuat dunia internasional geram. Tekanan atas rezim Assad pun bertambah kuat pasca-veto Rusia dan Tiongkok terhadap draf resolusi DK PBB yang menuntut supaya penguasa 46 tahun itu mundur dari jabatannya. Obama juga menegaskan bahwa AS tidak berniat untuk melancarkan agresi ke Syria, seperti dikhawatirkan Rusia dan Tiongkok. "Tidak setiap masalah bisa diselesaikan dengan aksi militer seperti yang terjadi di Libya. Penting bagi kita semua untuk mencari jalan keluar selain intervensi militer. Rasanya, hal tersebut sangat mungkin dilakukan," papar presiden 50 tahun kelahiran Hawaii tersebut.
Amerika Serikat (AS) memutuskan menarik Duta Besar (Dubes) Robert Ford dan menutup kedutaan besarnya di Kota Damaskus Senin lalu (6/2). Kemarin (7/2) giliran empat negara Barat (Belgia, Italia, Prancis, dan Inggris) yang mengumumkan penarikan dubes mereka dari Syria.
Dalam wawancara eksklusif lewat program Today yang disiarkan stasiun TV NBC News Senin lalu waktu setempat, Presiden AS Barack Obama mendesak agar Assad mundur dari jabatannya. "Rezim Assad kini merasakan semakin banyak tekanan. Kami akan meningkatkan tekanan sampai terwujud transisi yang diharapkan di Syria," katanya.
Baca Juga:
DAMASKUS - Keberingasan para tentara pemerintahan Presiden Bashar al-Assad terhadap demonstran di Syria membuat dunia internasional geram. Tekanan
BERITA TERKAIT
- Presiden Prabowo Bakal Menganugerahkan Bintang Kehormatan Kepada Bill Gates
- Balas Dendam, Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India
- Keluarga Diktator Filipina Ferdinand Marcos Dilaporkan Terkait Transaksi Emas 350 Ton
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang