Australia Tidak Konsisten Mengumpulkan Data Warga Penerima Vaksin Berlatar Belakang Etnis

Australia Tidak Konsisten Mengumpulkan Data Warga Penerima Vaksin Berlatar Belakang Etnis
Tidak seperti Australia, di Inggris dan Amerika Serikat data mengenai etnis warga dicatat sebagai bagian dari program vaksinasi. (Reuters: Sandra Sanders)

Victoria dengan ibukota Melbourne saat ini adalah satu-satunya negara bagian di Australia yang mengumpulkan data mengenai latar belakang etnik warga mereka yang divaksinasi.

Maret lalu, pejabat pemerintah federal mengatakan kepada ABC, pihaknya meminta data bahasa yang digunakan dan negara kelahiran dari warga yang mendaftar vaksinasi atau positif COVID-19.

Data lain yang dikumpulkan adalah usia, jenis kelamin dan apakah mereka keturunan Aborigin atau berasal dari Kepulauan Selat Torres.

Namun menurut penelusuran ABC, sejauh ini baru Victoria yang memiliki data etinisitas warga yang mendapatkan vaksin COVID-19.

"Data demografi, termasuk latar belakang etnis, negara kelahiran, bahasa yang digunakan membantu kami mengidentifikasi pola perilaku warga yang menjalani vaksinasi di hub negara bagian," kata juru bicara Departemen Kesehatan Victoria kepada ABC.

"Ini membantu kita memahami siapa yang datang ke pusat vaksinasi, apa keperluan khusus mereka dan kelompok mana lagi yang perlu dianjurkan untuk mendapat vaksinasi."

Jaya Dantas, profesor bidang Kesehatan Penduduk di Curtin University, Perth, Australia Barat mengatakan data etnis warga akan memberikan informasi yang jauh berbeda dari sekadar informasi bahasa yang digunakan atau asal kelahiran seseorang.

"Dalam satu negara kelahiran, ada beberapa etnis yang berbeda. Misalnya di Malaysia, ada warga Tiongkok Malaysia, Melayu, atau India," katanya.

Mengumpulkan data etnis di Australia adalah faktor  kunci dalam memerangi COVID-19 dan keberhasilan program vaksinasi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News