Bangun NTT, Kementan Gandeng Kementerian PUPR dan Kemendes

Bangun NTT, Kementan Gandeng Kementerian PUPR dan Kemendes
FGD "Penguatan Infrastruktur Pertanian dalam Mendukung Pemantapan Ekspor Komoditas Pertanian dari Perbatasan RI-RDTL" di Bandung, Jawa Barat, Rabu dan Kamis (15-16/11/2017). Foto: Humas Kementan for JPNN.com

Melalui sinergi tiga kementerian tersebut, dirinya berharap, bisa menjadi pemicu (trigger) serta mendorong penguatan ekonomi di daerah perbatasan. Apalagi, Asian Development Bank (ADB) bakal turut berpartisipasi dalam pengembangan di perbatasan dengan bergabung dalam sebuah proyek yang dikerjakan olej Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"ADB itu sedang melakukan analisis di Timor Leste dan juga di Indonesia. Dan kata kuncinya saya pesankan, satu pintu saja, jangan ada kegiatan sendiri-sendiri. Kalau satu pintu, itu akan memperkuat," harap Penanggung Jawab Upsus Pajale di NTT ini.

ADB menargetkan laporan akhirnya rampung pada Januari 2018 dimana Mr. Mark ahli value chain, Ms Felicia ahli export trade telah berdiskusi di kantor kementan Senin 6/11/2017.

Di sisi lain, Ani berharap Pemerintah Daerah (Pemda) se-NTT segera menyerap bantuan pemerintah dalam rangka mengembangkan sektor pertanian, mengingat 2017 segera berakhir.

Beragam bantuan dari Kementan tersebut, seperti untuk budidaya jagung dan kedelai. "Punya waktu satu bulan kurang. Mohon dengan bantuan itu, program dapat diselesaikan dengan baik," pintanya.

Pada kesempatan yang sama, Kadistan Jabar diwakili Kabid Produksi Tanaman Pangan, Uneef Permadi, saat memberikan sambutan pembukaan, menyatakan, pembangunan infrastruktur berdampak luas terhadap perekonomian di Jabar, termasuk sektor pertanian. Beragam program Kementan juga berimplikasi positif terhadap produksi komoditas, baik buah-buahan, sayur-sayuran, hingga tanaman hias.

Apalagi, karena beragam bantuan tersebut, kini Jabar juga sudah menjadi eksportir untuk sejumlah komoditas. Contohnya, ekspor beras organik dari Tasikmalaya ke Belgia pada 2016.

"Sekarang bertumbuh, ada yang sudah punya sertifikat, dan kepada yang belum terus dipacu agar semua kelompok produsen beras organik bersertifikat,” ungkapnya.

Bentuk konkret kerja sama tersebut, seperti membangun 30 ribu embung secara nasional. Beberapa di antaranya berada di NTT.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News