Banyak Bupati dan Wali Kota Protes ke Pemerintah Pusat, Pak Ganjar Langsung Turun Tangan

Banyak Bupati dan Wali Kota Protes ke Pemerintah Pusat, Pak Ganjar Langsung Turun Tangan
Gubernur Ganjar Pranowo di Grobogan. Foto: IG @ganjarpranowo

"Itu butuh waktu lama pak, kami tiap hari kalau vaksinasi sudah langsung input ke aplikasi Pcare," jelasnya.

Dari situlah Ganjar menemukan titik persoalan. Menurut Ganjar, sebenarnya ada ketidakcocokan data antara pemerintah pusat dengan daerah.

Pemerintah pusat melihat stok masih banyak, karena inputing data ke aplikasi Smile belum sempurna.

"Saya hanya mau meluruskan saja, karena kemarin saat saya sampaikan ke pusat, hampir seluruh kabupaten protes. Lho kami sudah menyuntikkan banyak, dan sudah habis, kok datanya seolah-olah kami masih menyimpan stok. Ini Ibu Bupati Grobogan juga komplain, makanya langsung saya cek," katanya.

Ternyata, lanjut dia, ada dua sistem yang perlu dikoreksi. Pertama Pcare, yakni aplikasi yang digunakan untuk menyimpan data setelah warga divaksin. Setiap yang datang, divaksin langsung diinput.

"Ini (Pcare) sebenarnya adalah data paling riil. Sementara pusat yang dipakai acuan data dari aplikasi Smile. Ternyata butuh waktu lama untuk mengisi ke aplikasi Smile, mulai disuntik, direkap di aplikasi Pcare, baru dilaporkan. Lha ini kalau belum diinput di Smile, maka dibaca dan dianggap stok masih banyak," terangnya.

Untuk mengantisipasi hal itu, Ganjar mengusulkan agar ada integrasi data. Ganjar meminta pemerintah pusat untuk juga melihat proses vaksinasi di aplikasi Pcare.

"Karena itu lebih realtime. Nanti kami evaluasi dengan Dinkes dan akan kami usulkan. Kebetulan pak Menkes tadi telpon, jadi sekaligus kami umumkan," tegasnya.

Banyak bupati dan wali kota protes ke pemerintah pusat terkait data pelaksanaan vaksinasi yang tidak sinkron.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News