Banyak Guru Manipulasi Jumlah Jam Ngajar
Senin, 10 Oktober 2011 – 22:49 WIB
“Banyak guru yang memalsukan jam mengajar 24 jam tersebut. Hal ini kami akui memang pengawasan atas pemenuhan jam mengajar itu juga belum secara ketat dilakukan,” ujar Nuh.
Salah satu penyebab belum tercapainya target jam mengajar itu, kata Nuh, juga disebabkan karena guru ikut melakukan demo. Menurut mantan Rektor ITS ini, hal inilah yang terkadang tidak diperhatikan oleh guru. “Mereka lebih memilih ikut demo daripada mengajar. Kan sayang sekali, waktu mengajar terbuang begitu saja hanya karena mengikuti demo. Nanti ketika belum mencapai target, mereka terkadang menyalahkan pemerintah,” serunya.
Nuh mengatakan, pembayaran tunjangan profesi dilakukan setiap tiga bulan sekali dan dibayar pada ujung bulan ketiga merupakan cara yang tepat dan tidak ada solusi lain. Keterlambatan dan lamanya proses pembayaran, tentunya disebabkan karena pemerintah daerah juga harus melakukan pemeriksaan data yang membutuhkan waktu yang lama.
“Sehingga, pembayaran tunjangan profesi melalui gaji, tidak bisa dilakukan. Karena pemerintah daerah juga tidak ingin mengambil resiko jika ada kesalahan data jumlah mengajar para guru yang berakibat sanksi pidana,” tukasnya. (cha/jpnn)
JAKARTA—Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menegaskan, tunjangan profesi guru yang diterima oleh para guru yang bersertifikat
BERITA TERKAIT
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar
- Sumbangsih MMSGI Ciptakan Pendidikan yang Inklusif