Banyak Penjahit Asal Asia Dieksploitasi di Australia
Angela juga mengatakan penjahit yang kerja di rumah kebanyakan adalah warga migran di Australia, khususnya perempuan berasal dari China dan Vietnam, yang kadang kesulitan untuk berbicara soal hak kerja mereka karena keterbatasan kemampuan bahasa, atau karena sama sekali tak tahu hak mereka.
Menurutnya mereka adalah pekerja seperti pekerja lainnya, bukan kontraktor, karenanya memiliki hak yang sama dengan pekerja garmen di pabrik. Artinya mereka juga berhak mendapat cuti dan uang pensiun.
"Bukan karena mereka kerja dari rumah berarti mereka kerja di lingkungan yang aman. Seringkali malah masalahnya adalah keamanan itu sendiri."
Mendengar suara mesin jahit di jalan
Nguyet Nguyen pernah bekerja di industri pakaian Australia selama hampir 20 tahun, sebelum ia bekerja untuk membantu para penjahit yang kerja di rumah dan bergabung dengan serikat pekerja industri pakaian.
Salah satu tugasnya kini adalah mencari penjahit yang kerja di rumah dan mencari tahu seperti apa kondisi kerja mereka di rumah.
Seringkali ia menemukan penjahit yang bekerja dari rumah ketika mendengar suara mesin jahit dari rumah-rumah saat ia berada di jalan.
"Kita temukan mereka kerja secara tersembunyi," ujarnya.
"Tidak ada yang tahu dari mana mereka berasal, seperti apa pekerjaan mereka ... mereka tidak saling kenal. Itu masalahnya."
Dari garasi di rumahnya di kawasang Springvale, Melbourne, Ghet Ky terlihat sedang menjahit pakaian
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat