Banyak Warga Kota Yogyakarta Alami Gangguan Jiwa

Banyak Warga Kota Yogyakarta Alami Gangguan Jiwa
Tugu Jogja. Foto: Radar Jogja

Berawal pendidikan yang salah di tingkat keluarga. Sehingga memicu depresi yang berlarut-larut hingga anak ketika menginjak dewasa. "Itulah kenapa keluarga berperan penting dalam hal pengentasan gangguan jiwa," tegasnya.

Sarana hiburan juga bisa memicu gangguan jiwa. Video games dan media sosial, misalnya. Terutama yang kontennya mengandung unsur kekerasan. Pecandu video games tersebut dikhawatirkan terpengaruh. Untuk mengimplementasikan apa yang dia mainkan. Diterapkan di dunia nyata. Hal ini berpotensi menimbulkan pengaruh negatif pada kehidupan sosial si pelaku. Dan merugikan orang lain.

"Sebut saja klithih. Anak-anak berani menyakiti orang lain. Temasuk gangguan jiwa juga itu,” ucapnya.

Langkah pencegahan bisa diawali di lingkungan terdekat. Keluarga. Meluangkan waktu untuk berkumpul bersama anggota keluarga bisa menjadi obat mujarab. Untuk menenangkan diri. Sekaligus mencegah risiko gangguan jiwa berat.

Lantas bagimana peran pemerintah? Menurut Agus, Pemkot Jogja berupaya menekan angka kasus gangguan jiwa lewat program rencana aksi daerah kesehatan jiwa. Berupa sosialisasi menyeluruh. Tentang bahaya gangguan jiwa. Pelaksanaan program lintas sektoral. Melibatkan dinas sosial, dinas pendidikan, kementerian agama, dan relawan.

“Kami sedang gencarkan program di tingkat dasar lewat sekolah-sekolah,” ujar Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Iva Kusdyarini.

Pemilihan sekolah sebagai target sosialisasi bukan tanpa alasan. Agar masalah gangguan jiwa bisa diatasi sejak dini. Pelaksanaannya, dinas mengkader guru dan kepala sekolah. Agar bisa menjadi konselor kejiwaan bagi anak didik mereka. (cr5/yog)

 


Gangguan kejiwaan menjadi masalah serius yang dihadapi warga Kota Yogyakarta saat ini.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News