Basarah: Presiden Perlu Pertimbangkan Grasi Ali Imron untuk Kepentingan Deradikalisasi

Basarah: Presiden Perlu Pertimbangkan Grasi Ali Imron untuk Kepentingan Deradikalisasi
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah. Foto: Humas MPR RI

"Saya mengajak semua kawan-kawan yang masih radikalis, atau yang setengah radikalis, dan menganggap Pancasila adalah thogut, mari kita kembali ke jalan yang benar. Tindakan kita salah. Jihad yang diserukan Islam itu kita pahami secara salah, hanya sebatas isi kepala kita yang kecil ini,” katanya.

Saat ditanya peserta webinar apakah semua pengakuan dan pertobatan itu dilakukan atas dasar paksaan, doktrin, atau tekanan pihak-pihak tertentu misalnya Badan Intelijen Negara (BIN) atau polisi, Ali Imron tegas membantah.

“Tak ada tekanan buat saya. Ini saya nyatakan sesungguhnya. Tindakan saya dan kawan-kawan teroris itu ngawur. Islam tidak mengajarkan apa yang kami tebarkan dan kerjakan,’’ ungkapnya.

Menurut Basarah, retorika Ali Imron yang mengajak semua kaum radikal untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi sangat penting disampaikan kepada publik secara terus-menerus.

Supaya semua penyesalan dan ajakan Ali Imron untuk mencintai tanah air dan ideologi Pancasila didengar oleh sebanyak mungkin bangsa Indonesia.

Sementara, Imam Subandi mengatakan bahwa apabila hanya pihaknya saja yang berbicara pentingnya deradikalisasi di forum-forum seperti ini, maka bisa bias dan indoktriner.

Namun, lanjut dia, apabila yang menyampaikan adalah seorang mantan pelalu teroris, publik akan menangkapnya dengan penilaian berbeda.

“Oleh karena itu, kalau saya boleh berpendapat secara pribadi, Ali Imron ini layak untuk mendapatkan grasi agar dia bisa lebih efektif lagi membantu program deradikalisasi,” kata Imam.

Ahmad Basarah menyatakan Presiden Joko Widodo perlu mempertimbangkan memberi grasi kepada terpidana perkara bom Bali Ali Imron.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News