Bebas Virus Corona, Mahasiswa Tiongkok Tetap Kesulitan Kembali Kuliah di Luar Negeri


Kehadiran di kelas bagi mahasiswa internasional kadang diperlukan sebagai bagian dari persyaratan dan banyak mata kuliah belum memiliki klas online.
Banyak mahasiswa internasional asal Tiongkok ini melihat adanya 'kesenjangan informasi' antara universitas dan mahasiswa internasional mengenai status mereka saat ini.
Abbey Shi, seorang mahasiswa internasional asal Shanghai, dan sekretaris umum Dewan Mahasiswa di Universitas Sydney sudah membuat kelompok chat di media sosial untuk mengumpulkan data mahasiswa yang menghadapi masalah karena adanya virus corona.
Beberapa universitas di Australia sudah menunda masa pendaftaran, dan juga menawarkan pembatalan pembayaran atau penundaan kuliah kalau mereka tidak bisa kembali pada waktunya.
Namu Shi mengatakan banyak mahasiswa setuju dengan keputusan Monash University di Melbourne yang menunda awal kuliah yang akan dimulai bulan Maret selama dua minggu.
Para mahasiswa internasional asal Tiongkok juga sudah memulai petisi di change.org meminta agar larangan perjalanan dicabut dan menggambarkan hal itu sebagai tidakan 'gegabah.'
Sampai hari Senin (3/2/2020), petisi itu sudah mendapatkan 11 ribu tanda tangan.
Ketiba Karen tiba di Bandara Internasional Qingdao hari Sabtu sore untuk terbang ke Australia, suasana di sana tidak karuan
- Mahasiswa Merusuh saat May Day, Buruh Demak Dukung Polisi Bertindak
- Kelompok Anarko Dalang Kerusuhan Hari Buruh di Semarang, 6 Mahasiswa Jadi Tersangka
- Tersangka Kerusuhan May Day Semarang Terancam 7 Tahun Penjara
- LSM dan Mahasiswa Dinilai Berperan Penting sebagai Penyeimbang Kekuasaan
- Beban Ekonomi Makin Berat, Masyarakat Rela Mengantre demi Beras Gratis di Kampus UBK
- Tarif Trans Semarang Rp 0, Pelajar dan Mahasiswa Tinggal Naik