Beberapa Peyakit Mulai Menjangkiti Pengungsi

Beberapa Peyakit Mulai Menjangkiti Pengungsi
Warga di Posko Pengungsian Darurat di Bukit Tampo,Desa Batusuyagoo, Kecamatan Sindue Tombu Sabora, Donggala, Sulteng, Rabu (3/10/2018). Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

Upaya preventif lainnya adalah dengan desinfeksi. Tenaga kesehatan yang terdiri dari tim Kesehatan Lingkungan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Makassar melakukan desinfeksi di Rumah Sakit Undata, Palu.

Kegiatan itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit ke manusia. Bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah memicu penyebaran kuman atau mikroorganisme patogen. Mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan seseorang mudah terkena penyakit.

Tim kesehatan juga membantu dalam penanganan operasi seperti untuk patah tulang. Sekitar 80 persen korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tenggara membutuhkan penanganan ortopedi. Sekjen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Adib Khumaidi, SpOT beserta sejumlah tim medis IDI .

”Kami sudah menerima laporan Tim Aju sehingga setiba disini (Palu, Red), tim IDI dapat segera melakukan tindakan untuk meminimalkan risiko bagi para korban gempa dan tsunami," kata dokter yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia.

Selain itu, PB IDI beserta Baznas akan membuat pos medis di bandara yang berfungsi untuk menscreening kondisi pasien yang meninggalkan atau kembali ke Palu.

Selain bantuan medis, tim relawan juga membuat dapur umum. Seperti Kementerian Sosial (Kemensos) sampai saat ini sudah berhasil mendirikan sepuluh unit dapur umum. Sayangnya dapur umum ini masih terkonsentrasi di Kota Palu. Perinciannya delapan unit dapur umum berada di Kota Palu. Sisanya di Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.

Sulitnya akses transportasi menuju Donggala maupun Sigi, menjadi alasan belum banyak dapur umum umum di dua daerah tersebut. Tugas utama dari dapur umum ini menyiapkan makanan siap saji. ’’Untuk satu dapur umum, bisa mencukupi kebutuhan 2.000 orang pengungsi,’’ kata Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat.

Dia menjelaskan dalam sehari, dapur umum tersebut memasak tiga kali. Menurut Harry pembangunan dapur umum ini merupakan salah satu langkah tanggap darurat. Salah satu dapur umum didirikan di Kawatuna yang berjarak sekitar 500 meter dari kawasan Petobo, Palu.

Penyaluran bantuan dan tindakan medis serta potensi penyakit pascabencana menjadi sorotan dalam penanganan pascagempa dan tsunami Sulteng.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News