Begini Cara Unpad Abadikan Jasa-jasa JS Badudu

Begini Cara Unpad Abadikan Jasa-jasa JS Badudu
Prosesi pemakaman JS Badudu di Bandung, Minggu (13/3). Foto: Bandung Ekspress

jpnn.com - BANDUNG – Universitas Padjajaran (Unpad) berencana mengabadikan Profesor Jusuf Syarif Badudu sebagai nama salah satu gedung Fakultas Ilmu Budaya di Jatinangor. Ahli bahasa yang menghembuskan nafas terakhirnya kemarin, Minggu (12/3) itu, pernah mengabdi selama 42 tahun di Unpad sebagai pengajar.

”Kebetulan Unpad Jatinangor sedang membangun beberapa insfrastruktur, nama J.S. Badudu  disematkan sebagai wujud penghargaan karena beliau telah menjadi inspirasi bagi negeri,” kata Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad kepada wartawan seusai pelepasan jenazah J.S. Badudu  di Masjid Hijad Unpad, kemarin (13/3).

Meninggalnya J.S. Badudu , lanjut dia, harus menjadi pemicu semangat untuk dapat mempertahankan budaya. Di saat yang bersamaan, terdapat tantangan yang sangat luar biasa untuk mengembangkan di tengah eksistensi budaya. Termasuk dalam pengembangan budaya serta bahasa menjadi kunci dari budaya.

Tri mengatakan, Badudu merupakan sosok guru sejati yang seluruh hidupnya diabdikan pada dunia pendidikan mencerdaskan anak bangsa. Khususnya pendidikan bahasa Indonesia.

Bahkan setelah pensiun J.S. Badudu  tetap aktif sebagai guru, dosen, penatar bahasa Indonesia. Aktif juga sebagai penulis artikel tentang bahasa Indonesia di surat kabar dan majalah. Ratusan tulisan pemikirannya telah tersebar di berbagai media massa.

Sejak 1977, beliau menjadi penulis atau pengisi rubrik tentang pembinaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di majalah Intisari Jakarta. ”Salah satu buku yang terkenal ialah Pelik-Pelik Bahasa Indonesia yang terbit pertama kali pada tahun 1971 dan mengalami cetak ulang berkali-kali,” ujarnya.

Sebagai guru dan dosen bahasa Indonesia selama 49 tahun, ungkap dia, J.S. Badudu  pernah menerima bintang jasa Pemerintah RI. Di antaranya Satyalencana Karya Satya di tahun 1987, Bintang Mahaputra Nararya di tahun 2001, dan  Anugrah Sewaka Winayaroha di 2007.

”Saya pribadi mengenal J.S. Badudu  bukan pada saat di Unpad, melainkan saar dia sering muncul di TVRI setiap harinya sebagai tokoh nasional,” tutupnya. (nit/rie/dil/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News