Begini Novel Baswedan Tanggapi Omongan Fahri Hamzah, Tajam!

Begini Novel Baswedan Tanggapi Omongan Fahri Hamzah, Tajam!
Penyidik senior KPK Novel Baswedan saat diwawancari di Masjid Alfalah, Singapura, Jumat (12/07/2017). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

Begini, kalau bicaranya di awang-awang seperti itu gampang. Sekarang ngomong saja si A itu begini. Itu kan bicara di awang-awang. Kalau memang ada, ya dilaporin, ditangkap. Ayo sama-sama kita tangkap. Di KPK itu kalau ada yang berbuat jahat, tidak akan disukai. Dan pasti semuanya akan mau nangkap. Saya pun dengan senang hati kalau ada orang-orang KPK yang nakal, yang menerima suap, ayo tangkap. Kalau perlu saya temenin.

Terus kalau sekarang dibilang begini begitu, ini cerita yang mana lagi? Kalau bicara soal prosedur, rasanya penyidik yang paling sering diuji di pengadilan itu KPK. Prosedurnya banyak diuji di praperadilan. Jadi kalau di bilang prosedur itu (menyimpang) di mana lagi? Jadi jangan kemudian bicara di awang-awang. Kalau bicara di awang-awang itu susah. Iktikadnya bukan iktikad baik. Kalau iktikad baik bicaranya sesuatu yang jelas dan objektif.

DPR, khususnya Pansus Hak Angket KPK, berkunjung ke Lapas Sukamiskin untuk mengorek keterangan napi kasus korupsi. Para napi merasa jadi target penyidik KPK. Bagaimana Anda menjelaskan soal tuduhan itu ?

Saya bisa jelaskan dengan logika yang sederhana. Di KPK itu bidang kerjanya pisah-pisah lo. Penyidik itu sendiri, penyelidik itu sendiri, pengaduan masyarakat itu sendiri. Masing-masing di direktorat yang terpisah dan nggak nyambung (antara direktorat satu dengan yang lain).

Lalu seperti apa mekanisme penanganan sebuah perkara di KPK?

Kalau ada pengaduan masyarakat, itu masuknya di (bagian) pengaduan masyarakat yang menerima. Kemudian dikaji, baru ke penyelidikan, kemudian ke penyidikan. Kalau penyidik punya motif seperti tadi (menarget pejabat), caranya bagaimana? Karena tidak pernah ada perkara tiba-tiba penyidik jalan sendiri. Nggak pernah. Nah, mekanisme itu jelas ada.

Ketika dibilang isu atau persepsi dan asumsi bahwa penyidik menarget, habis ini pejabat si A ditarget, dia (penyidik) bagaimana caranya? Orang bidang kerjanya lain. Itu bukan penyelidik, itu bidang direktorat lain. Dari situ saja (tuduhan DPR) sudah nggak masuk akal.

Apakah menurut Anda tudingan itu merupakan perlawanan gaya baru terhadap KPK?

Peristiwa penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan diyakini sebagai bagian dari skenario pelemahan KPK. Kini, ancaman pelemahan itu juga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News