Begini Novel Baswedan Tanggapi Omongan Fahri Hamzah, Tajam!

Begini Novel Baswedan Tanggapi Omongan Fahri Hamzah, Tajam!
Penyidik senior KPK Novel Baswedan saat diwawancari di Masjid Alfalah, Singapura, Jumat (12/07/2017). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

Sebetulnya yang paling penting itu begini. Kejahatannya ada nggak sih? Sama seperti halnya orang melanggar lalu lintas. Dia melanggar lalu lintas kemudian saat ditangkap polisi dia (pelanggar) bilang ; Pak jangan nangkap saya dong, itu lo Pak di sana di kota seberang atau di kecamatan seberang banyak yang melanggar lalu lintas. Itu (alasan pelanggar) kan konyol namanya. Pertanyaan polisi akan sederhana, kamu melanggar atau tidak? Melanggar. Ya sudah apa masalahnya ?

Baru-baru ini, KPK menetapkan Setya Novanto (Ketua DPR) dan Markus Nari (Anggota DPR) sebagai tersangka baru e-KTP, bagaimana nasib politisi lain yang diduga terlibat ?

Saya nggak bisa komentar perkara yang sedang berjalan. Perkara-perkara kan nanti ada mekanisme pengujiannya. Yang jelas kalau sudah ada proses di KPK, di pasal 44 (UU KPK) ditentukan bahwa ada alat bukti yang dimiliki. Di prosesnya nanti ada mekanisme untuk menguji. Dan mestinya atau kelazimannya selalu memang demikian kalau ada pihak-pihak yang terkait ya cepat atau lambat akan di proses.

Banyak politisi yang namanya disebut terlibat e-KTP protes kenapa nama mereka tidak diinisial saja kalau belum terbukti ?

Begini, perspektif hukum itu harus dibuat dengan seterang-terangnya. Jadi nggak boleh pakai inisial. Harus jelas. Ketika pengadilan sudah menyatakan itu terbuka untuk umum, ya pihak penegak hukum dalam hal ini penuntut umum yang beracara apa boleh buat, harus dibacakan semuanya. Kalau peradilan memang harus begitu. Pihak yang terkait harus disebut dengan jelas, karena memang ada syarat-syaratnya. Kalau nggak disebut dengan jelas justru membuat dakwaan menjadi kabur.

Fahri Hamzah (Wakil Ketua DPR) sempat menyatakan kasus e-KTP ini hanya khayalan saja, bagaimana menurut Anda?

Saya sih berkeyakinan sebetulnya yang berkompeten (DPR) itu tahu. Cuma kok ngomongnya begitu ? Saya berkeyakinan dia (Fahri) tahu, jadi kalau dia (Fahri) ngomong begini begitu saya juga hanya mau bilang, ah sebenarnya dia (Fahri) mestinya tahu. Karena dia cukup berpendidikan ya.***


Peristiwa penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan diyakini sebagai bagian dari skenario pelemahan KPK. Kini, ancaman pelemahan itu juga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News