Benci Ras
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
New York pun heboh.
Tahun lalu, seorang lelaki Tionghoa tua juga jadi korban. Saat itu ia lagi mengumpulkan kaleng-kaleng bekas minuman di China Town. Ia dipukuli orang. Beberapa waktu kemudian meninggal akibat luka-lukanya.
Baik Nash maupun Simon, sama-sama ditangkap. Mereka sama-sama gelandangan. Sama-sama punya gangguan jiwa. Bahkan sama-sama residivis.
Ketika melakukan kejahatan itu, keduanya juga sudah dalam status tersangka: untuk kejahatan lain. Bukan pula hanya sekali. Berkali-kali.
Tapi, orang seperti Nash, tidak pernah ditahan. Ia boleh bebas dengan jaminan. Bulan depan, harusnya, Nash diadili untuk kejahatan sebelumnya.
Menurut catatan polisi, kejahatan dengan motif kebencian ras naik lebih 300 persen setahun terakhir. Sasarannya: keturunan Asia. Atau keturunan pulau-pulau di Pacific.
"Cukup. Sudah cukup," teriak aktivis anti kebencian ras. "Semua ini akibat penjahat dibiarkan tidak dihukum".
Maka nama Jaksa Distrik New York yang baru kembali jadi sorotan: Alvin Bragg. Ia yang membuat kebijakan agar penjahat-penjahat kecil tidak dihukum (lihat: Disway (13/1/2022: Sesal Istri).
Pokoknya orang keturunan Asia kini merasa tidak tenang di Amerika Serikat. Kian lama makin tidak aman. Korban terakhir: Christina Yuna Lee.
- Sepanjang April 2025, Polresta Bandar Lampung Ringkus 28 Tersangka Narkoba
- MBG Rizhao
- Cucu Bunuh Nenek di Karawang Demi Emas 100 Gram, Begini Kejadiannya
- Pimpinan Komisi III Minta Polisi Tindak Perusuh Saat May Day di Semarang
- Kasus Pengeroyokan Warga SAD di Jambi, Polisi Tetapkan 2 Tersangka
- Kericuhan di Kemang, 10 Tersangka Ditangkap, Ada Barbuk Senjata, Lihat