Berburu Cawapres Sebelum 'Deadline'

Berburu Cawapres Sebelum 'Deadline'
Berburu Cawapres Sebelum 'Deadline'

Diprediksi bukan Akbar yang terpilih sebagai Ketua Umum Golkar. Tapi karena pengaruh Akbar sebagai wapres, maka jabatan ketua umum itu akan jatuh ke tokoh loyalis Akbar. Dengan begitu, fraksi Golkar di DPR kan mendukung kebijakan pemerintahan baru.

Soal penting lainnya, SBY dan Demokrat juga harus menimbang keselarasan antar parpol berkoalisi yang dibangun. Sebutlah, antara Demokrat, Golkar dan PKS (sekiranya tetap merapat ke Demokrat), serta PKB dan PAN yang mungkin bergabung. Harus dihitung bahwa PKS sempat "keberatan" jika Golkar ikut berkoalisi, boleh jadi karena faktor JK sebagai cawapres.

Suatu koalisi yang besar mestilah mempertimbangkan keselarasan tim. Jangan sampai masing-masing parpol mempunyai agenda kepentingan yang berbeda, sehingga tim bukannya semakin menguat, malah diam-diam bisa saling menjegal, baik sewaktu memperjuangkan pilpres, maupun setelah berhasil.

Dalam posisi mempertahankan kekuasaan, seperti posisi SBY dan Demokrat, keselarasan itu bisa lebih rapuh dibandingkan keselarasan koalisi parpol yang hendak merebut kekuasaan, seperti yang sekarang dibangun oleh Blok M. Sang penentang biasanya lebih solid karena punya misi untuk merebut kekuasaan.

KETIKA PDIP membidik lima tokoh calon wapres pendamping capres Megawati dan tiga di antaranya adalah tokoh Golkar, yakni Sri Sultan HB X, Akbar Tandjung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News