Berharap Frekuensi Penerbangan Langsung ke Surabaya Ditambah

Berharap Frekuensi Penerbangan Langsung ke Surabaya Ditambah
Pesawat Garuda. Ilustrasi Foto: dok.JawaPos.com

jpnn.com, SURABAYA - Menambah frekuensi penerbangan langsung ke Surabaya dianggap sebagai hal penting sebagai upaya menggairahkan pariwisata Jawa Timur (Jatim). Jadi, promosi masif saja tidak cukup untuk mendongkrak sektor pariwisata.

’’Jadi, misal di daerah (dekat Surabaya) sudah bangun objek wisata baru, tapi tidak ada direct flight ke Surabaya, ya tidak bisa dijual paket wisatanya,” kata Ketua Dewan Tata Krama Asita (Association of Indonesian Tours and Travel Agencies) Nanik Sutaningtyas, Kamis (7/2).

Dikatakan, membuat paket wisata berkaitan erat dengan biaya transportasi. Penerbangan langsung dari kota-kota besar Indonesia menuju Surabaya akan menekan anggaran wisata. Sebab, wisatawan tidak perlu terbang berkali-kali. Selain itu, direct flight akan memangkas durasi perjalanan.

Sayangnya, menurut Nanik, frekuensi penerbangan langsung ke Bandara Internasional Juanda dari kota-kota besar Indonesia masih kurang.

Karena itu, biro perjalanan yang menjual paket wisata Jatim terpaksa mengalokasikan anggaran yang tinggi untuk transportasi. ’’Bahkan, untuk pangsa pasar mancanegara, kontribusi biaya transportasi dapat mencapai 50 persen,’’ ucapnya.

BACA JUGA: Menpar Beber Capaian Pariwisata Indonesia di HPN 2019

Jika melihat potensi Jatim sebagai tujuan wisata alam maupun wisata buatan, biro perjalanan tidak semestinya kesulitan menjual produk mereka. Gunung Bromo dan Kawah Ijen, misalnya. Kecantikan alam dua objek wisata itu tidak diragukan lagi. Dunia pun mengakuinya.

Mempromosikan objek-objek wisata di Jatim juga bukan hal sulit. ’’Promosi kan sekarang mudah, tidak perlu biaya banyak. Bisa melalui media sosial,’’ ungkapnya.

Promosi masif saja tidak cukup untuk menggairahkan pariwisata Jawa Timur (Jatim), tapi penting menambah frekuensi penerbangan langsung ke Surabaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News