Berita Terbaru Erupsi Gunung Agung

Berita Terbaru Erupsi Gunung Agung
Pantulan cahaya api dari dalam kawah Gunung Agung saat difoto dari Desa Bunutan Karangasem, Kamis (30/11) pagi. Foto: Agung Bayu/Bali Express

jpnn.com, JAKARTA - Kepala PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) Kasbani mengatakan, erupsi Gunung Agung yang dimulai sejak Rabu (27/6) memang masih berlanjut. Itu terdata dari hasil pengamatan yang dilakukan petugas di Pos Pengamatan Gunung Agung.

”Erupsi yang terjadi bersifat efusif yaitu berupa aliran lava ke dalam kawah maupun eksplosif berupa lontaran batu atau lava pijar, pasir, dan abu,” terang Kasbani, Rabu (4/7).

Dari pengamatan seismik, deformasi, geokimia, maupun citra satalit termal, aktivitas dan kondisi Gunung Agung juga masih dinamis. Banyak perubahan terjadi sejak gunung tersebut erupsi pertengahan pekan lalu.

Salah satunya isian lava yang sudah menyentuh setengah volume kawah. Lantaran erupsi efusif masih terjadi, jumlah lava yang sampai ke permukaan kawah terus bertambah.

Menurut Kasbani, tambahan lava tersebut membuat pertumbuhan kubah lava naik cukup tinggi. ”Pada kisaran empat sampai lima juta meter kubik dalam satu minggu terakhir,” imbuhnya.

Namun demikian, itu tidak lantas membuat kawah Gunung Agung terisi penuh. Sebab, volume kosong kawah gunung tersebut mencapai 60 juta meter kubik. Karena itu, masih butuh waktu sampai lava memenuhi kawah.

Kasbani juga menyampaikan bahwa Gunung Agung masih rawan erupsi. Baik secara efusif maupun eksplosif. Keterangan tersebut dia sampaikan berdasar analisis dari data dan informasi yang dikumpulkan PVMBG melalui pemantauan multi metode. Tapi, sejauh ini belum ada indikasi erupsi skala besar yang disertai luncuran awan panas akan terjadi. ”Masih belum teramati,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kasbani menyebutkan, kondisi Gunung Agung masih sangat mungkin berubah. Dengan kondisi tersebut, potensi ancaman yang dinilai paling mungkin terjadi adalah lontaran batu atau lava pijar. Baik di dalam maupun sampai keluar kawah.

Potensi ancaman Gunung Agung yang dinilai paling mungkin terjadi adalah lontaran batu atau lava pijar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News