Bermula dari Aksi Pemukulan Pegawai Lapas

Bermula dari Aksi Pemukulan Pegawai Lapas
Bermula dari Aksi Pemukulan Pegawai Lapas
Menurutnya, kalaupun ada keberatan dari MRP terhadap proses pelantikan itu, maka bisa dilakukan antar institusi secara elegan dan bermartabat sehingga ini bisa memberikan pendidikan politik yang baik. "Dalam konteks kultur adat Papua dan sosial adat yang lebih dijunjung tinggi adalah penyelesaian masalah dengan cara bermartabat dan tidak menggunakan cara-cara kekerasan serta tindakann premanisme dalam sebuah acara formal," ujarnya lagi.

 Ironisnya, lanjut Martinus, pemukulan tersebut dilakukan saat korban Yuliana Wanane sedang memakai pakaian dinas, bahkan masih dalam jam kerja. Tak hanya itu, kata Martinus, akibat pemukulan itu korban Yuliana Wanane berdiri dengan membuka pakaiannya dan disaksikan banyak pegawai lain serta media massa yang saat itu sedang meliput proses pelantikan yang menjadi ricuh akibat adanya pro-kontra pelantikan pejabat Lapas Abepura itu.

 "Tindakan ini sudah sangat memalukan keluarga kami, bahkan kami sudah merasa terhina dengan perlakuan seperti itu," tambahnya lagi dengan nada kesal. Pihaknya akan mengawal proses ini sampai kepada proses selanjutnya, dalam arti masih akan melakukan koordinasi dengan keluarga untuk menyikapi persoalan yang sudah memalukan keluarga besar Wanane-Werimon.

 "Dengan adanya kejadian ini kami akan terus proses lebih lanjut baik dari proses keluarga dan kami juga melakukan koordinasi dengan MRP bahkan kami akan duduki MRP sampai MRP melakukan klarifikasi permohonan maaf karena ini sangat melecehkan keluarga," tegasnya.

JAYAPURA- Polisi terus menyelidiki kaburnya 18 tahanan di penjara kelas IIA Abepura kemarin. Sampai sejauh ini, kecurigaan polisi semakin kuat, bahwa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News