BI Rem Pertumbuhan Kredit

BI Rem Pertumbuhan Kredit
BI Rem Pertumbuhan Kredit
Itu sebabnya bank sentral berusaha mengembalikan pertumbuhan kredit ke tingkat yang sesuai tren jangka panjang, yakni 23 persen. Apakah kebijakan pembatasan uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) dan kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) sudah berdampak? "Kita belum bisa lihat, paling tidak enam bulan ke depan," tukasnya.

Pertumbuhan kredit yang terlalu tinggi bisa berbahaya jika terjadi guncangan ekonomi dari dalam maupun luar negeri. Sebab, penyaluran kredit yang terlampau besar bisa tiba-tiba berubah menjadi kredit bermasalah (NPL tinggi) yang mengancam. Selain itu, jika banyak industri yang bermunculan dikhawatirkan pasokan bahan baku dalam negeri tidak mencukupi sehingga memicu impor.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala Mansyuri menilai pertumbuhan kredit pada semester II tahun ini tidak akan tinggi. Sebab, sejumlah kebijakan baru cukup menekan penyaluran kredit perbankan sehingga tidak bisa tumbuh maksimal. "Pertumbuhan kredit pada semester I 26,6 persen dan kami perkirakan pada semester II tidak setinggi semester I," timpalnya.

Perlambatan kredit pada semester II dipengaruhi penyaluran kredit valas yang saat ini menurun. Perseroan melihat penurunan kredit valas sejak kuartal II 2012 yang hanya tumbuh 8,5 persen atau turun dibandingkan kuartal I yang naik 10 persen. Selain itu, laju pertumbuhan kredit mikro diprediksi tidak secepat semester I yang melejit 77 persen. Meski demikian, Pahala optimistis laju pertumbuhan kredit mikro masih bisa menembus 50 persen.

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan kredit perbankan akhir-akhir ini terlalu tinggi sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News