Biaya Isi Ulang Uang Elektronik Dinilai Kurang Tepat

Biaya Isi Ulang Uang Elektronik Dinilai Kurang Tepat
Jasa Marga bakal berlakukan transaksi e-toll card di seluruh pintu tol. Foto dok JPG

Jika bank mengenakan biaya isi ulang pada produk uang elektroniknya, bisa jadi bank akan kalah bersaing.

"Sudah saatnya bank memerhatikan perkembangan perusahaan start-up yang bakal menjadi pesaing berat. Ini tantangan serius bagi bank, terutama dalam hal teknologi," ujarnya.

Terkait dengan pengenaan biaya top up e-money, Gojek yang pada Rabu lalu (13/9), sempat menyebarkan pemberitahuan tentang pemotongan nilai pengisian saldo Go-pay sebesar Rp2.500 melalui Bank Mandiri, telah mengkonfirmasi bahwa rencana tersebut tak jadi diberlakukan.

"Hal ini dilakukan atas kesepakatan Bank Mandiri dan Go-pay," ujar Manager of Public Relation Gojek Rindu Ragilia.

Menurut Rindu, dalam melakukan top-up, pelanggan dapat memanfaatkan berbagai metode, baik melalui mitra pengemudi maupun mitra bank dan jaringan ATM.

"Setiap metode top-up memiliki kebijakan yang berbeda terkait pengenaan biaya transaksi dan administrasi, termasuk pembebasan biaya," pungkasnya. (rin/agf/tau/res)

 


Rencana pengenaan biaya isi ulang kartu uang elektronik dinilai kurang tepat. Pasalnya, biaya isi ulang itu bakal membebani masyarakat.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News