Bisnis Konstruksi di Tasmania Memperkerjakan Migran dan Pencari Suaka
Bahasa Inggris juga seringkali menjadi tantangan terbesar bagi para pengungsi.
Kesulitan berbahasa Inggris membuat proses mencari kerja, mulai dari menulis resume hingga wawancara, menjadi tantangan berat.
"Tapi perusahaan seperti ini menolong mereka untuk bisa belajar sambil bekerja ... sisi praktik dari pekerjaan itu memudahkan mereka belajar bahasa Inggris dengan lebih cepat," kata Jal.
'Bersyukur bisa datang ke sini'
Tony Htoo pindah ke Hobart ketika usianya baru 11 tahun.
Sebelumnya, ia hanya tahu bagaimana hidup di kamp pengungsi Thailand, karena lahir dan besar di sana dengan keluarga inti dan saudaranya.
Ketika tiba di Tasmania, belajar bahasa Inggris dan beradaptasi dengan kebudayaan berbeda ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
"Saya bersyukur karena bisa datang ke sini ... saya tidak punya kesempatan sekolah di Thailand tapi di sini bisa," katanya.
Meski mensyukuri kesempatan sekolah, Tony mengatakan dirinya "nakal ketika di sekolah".
Sebuah perusahaan konstruksi di Australia sengaja mempekerjakan migran dan pencari suaka Hasilnya cukup menjanjikan
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Beri Wawasan Bagi 250 Calon Pekerja Migran Indonesia, Kemnaker Gelar Diseminasi
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara