Bisnis Konstruksi di Tasmania Memperkerjakan Migran dan Pencari Suaka

Bahasa Inggris juga seringkali menjadi tantangan terbesar bagi para pengungsi.
Kesulitan berbahasa Inggris membuat proses mencari kerja, mulai dari menulis resume hingga wawancara, menjadi tantangan berat.
"Tapi perusahaan seperti ini menolong mereka untuk bisa belajar sambil bekerja ... sisi praktik dari pekerjaan itu memudahkan mereka belajar bahasa Inggris dengan lebih cepat," kata Jal.
'Bersyukur bisa datang ke sini'
Tony Htoo pindah ke Hobart ketika usianya baru 11 tahun.
Sebelumnya, ia hanya tahu bagaimana hidup di kamp pengungsi Thailand, karena lahir dan besar di sana dengan keluarga inti dan saudaranya.
Ketika tiba di Tasmania, belajar bahasa Inggris dan beradaptasi dengan kebudayaan berbeda ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
"Saya bersyukur karena bisa datang ke sini ... saya tidak punya kesempatan sekolah di Thailand tapi di sini bisa," katanya.
Meski mensyukuri kesempatan sekolah, Tony mengatakan dirinya "nakal ketika di sekolah".
Sebuah perusahaan konstruksi di Australia sengaja mempekerjakan migran dan pencari suaka Hasilnya cukup menjanjikan
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini
- Menteri Karding Berangkatkan 55 Perawat dari Universitas Binawan ke Austria
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina