Blue Girl

Oleh Dahlan Iskan

Blue Girl
Dahlan Iskan.

Hussein menyanggupi. Ia pun meninggalkan Makkah. Dalam satu kafilah unta. Jalan darat. Berminggu-minggu. Melewati padang pasir antara Makkah-Iraq.

Dalam perjalanan itulah Hussein terus diintai pasukan penguasa. Diikuti dari jauh. Untuk dibunuh.

Hussein selalu selamat. Setiap terjadi usaha pembunuhan selalu bisa dihindari. Meski harus sampai lari terbirit. Sampai ketinggalan sandalnya.

Akhirnya Hussein sampai tujuan. Yakni sebuah wilayah yang tertera dalam surat undangan. Di situ --menurut surat yang ia terima dulu-- Hussein akan disambut meriah. Dan dinobatkan sebagai pemimpin mereka.

Hussein tidak menyangka kalau surat undangan itu jebakan. Di situlah Hussein dibunuh. Kisah pembunuhan ini begitu khianatnya. Begitu dramatiknya.

Kepala Hussein dipenggal. Disepak ke sana. Disepak ke sini. Sebelum akhirnya ditusuk tongkat untuk diacung-acungkan keliling wilayah. Dan akhirnya dibawa ke Damaskus, Suriah, ibu kota negara Islam saat itu.

Semua itu terjadi tanggal 10 Sura. Yang di Iran, Pakistan, Afghanistan diperingati dengan besar-besaran. Dengan cara pawai besar. Sambil memukul-mukul dada. Untuk bisa merasakan penderitaan Hussein saat itu.

Tiap tahun pula jutaan orang berjalan kaki. Sejauh 70 km. Dari Kota Kufah ke padang Karbala --tempat kepala Hussein disepak-sepak itu.

Sahar mengenakan pakaian laki-laki. Menyamar. Ketika masuk stadion Sahar ketahuan. Penyamarannyi kurang sempurna. Ditangkap. Ditahan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News