BRIN Berharap 80 Persen Dana Riset di Indonesia Dibiayai Swasta
Biasanya, kata Mego, untuk teknologi diberikan 60 persen bagi pemerintah, dan 40 persen inventornya.
Berapa pun besaran royalti yang diberikan, pembagian dananya merujuk pada ketetapan tersebut.
Ketua Umum AII Didiek Hadjar Goenadi mengatakan bahwa menciptakan inovasi bukanlah hal mudah dan murah.
Prosesnya memiliki risiko dan biaya tinggi, yang mencakup perubahan struktural terkait restrukturisasi keseluruhan ekonomi.
"Kehadiran BRIN menjadi angin segar bagi inventor di Indonesia, apalagi ada insentif bagi inventor untuk invensi yang akan diproduksi massal," katanya.
Pemberian insentif bagi inventor, lanjut Goenadi, sebenarnya telah menjadi pembahasan AII sejak organisasi tersebut didirikan 20 tahun lalu.
Namun, kebijakan tersebut tidak pernah bisa dilakukan, sehingga BRIN mengeluarkan kebijakan itu.
"Semoga BRIN konsisten atas kebijakannya. Karena pengembangan riset itu untuk kepentingan dunia dan bangsa. Insentif bagi inventor penting," tuturnya.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong keterlibatan swasta dalam proses hilirisasi hasil penelitian.
- EV-DCI 2024 Diluncurkan, Siap Bangun Ekosistem Ekonomi Digital
- Eksistensi .id Kian Menguat, Pandi Akan Lakukan Riset Nama Domain di Indonesia
- Alat BRIN Temukan Ladang Ganja 5 Hektare di Mandailing Natal Sumut
- 45 Persen Air Tanah di Jakarta Terkontaminasi, Vitopure S2-2G Solusinya
- Lestari Moerdijat Minta UMKM Harus Konsisten Tingkatkan Kualitas, Ini Tujuannya
- Ketua DPD RI Dukung Gagasan Luhut Dorong Prabowo Perkuat Riset