Bromo Meletus Kecil

Belum Lakukan Evakuasi Warga

Bromo Meletus Kecil
Bromo Meletus Kecil
Pada Selasa (23/11), gempa tremor Gunung Bromo mempunyai amplituda 4-30 mm, sehingga petugas Pos Pengamatan Gunung Bromo merubah amplituda secara manual agar tetap terbaca. Lalu pada Rabu (24/11), amplituda gempanya mengalami penurunan drastis hingga 2-5 mm saja. Sementara pada Kamis (25/11) gempa tremor menerus hanya mempunyai amplituda 1,5  sampai 5 mm. "Memang begitu karakter Gunung Bromo. Jumlah gempa vulkaniknya meningkat, sedangkan tremornya mengalami penurunan," tambah Mulyono. 

Hal yang berbeda ditunjukkan oleh gempa vulkanik dangkal (VB) yang terus mengalami peningkatan intensitas. Selama Kamis (25/11) lalu misalnya, telah terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak 69 kali. Gempa vulkanik itu mempunyai amplituda 6-35 mm dengan magma gempa 6-26 mm. Selain itu, gempa tektonik jauh juga mulai muncul sekali dengan amplituda 20 mm yang terjadi selama 80 detik saja.

Dibanding dengan hari sebelumnya (Rabu, 24/11) jumlah gempa itu mengalami peningkatan. Sebab di hari itu terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak 52 kali saja dengan amplituda 5-38 mm. Lalu pada saat status Gunung Bromo dinaikkan ke level IV (Awas) di hari Selasa (23/11) lalu, gempa vulkanik yang terjadi hanya 20 kali saja.

Bagaimana dengan alat EDM (Electronoc Distance Measurement) yang baru dipasang Kamis (25/11) lalu" Tentang alat baru itu Mulyono enggan menjwab. "Ada timnya sendiri dari Bandung. Saya hanya memantau aktivitas Bromo dari seismograf dan visualnya saja," kata Mulyono.

PROBOLINGGO - Yang dikhawatirkan pada Gunung Bromo terjadi juga. Pukul 17.22 kemarin (26/11) gunung dengan ketinggian 2.329 meter dpl itu mengalami

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News