Bukan Cerita Alexis, ini Sejarah Diskotek Pertama di Jakarta

Bukan Cerita Alexis, ini Sejarah Diskotek Pertama di Jakarta
Ahmad Fahmy Alhady (paling depan), pendiri diskotek pertama di Jakarta. Foto: Dok Wenri Wanhar.

Di night club pengunjung disajikan live music yang membawakan lagu berirama pop dan jazz. Sedangkan di Tanamur, musiknya disko yang diputar sangat keras. Meski sesekali diputar juga musik bertempo lambat.

"Iya, Tanamur berisik banget musiknya," kenang Kili kepada JPNN.com. Perempuan berusia kepala empat ini mengaku pernah ke Tanamur semasa masih gadis remaja. Si tante dulunya anak gadis Ibukota.   

Perbedaan lainnya--di awal berdiri--Tanamur tempat ajojing yang tidak menyediakan hostes. Sedangkan di night club, hostes bagian dari menu. 

Enrico dalam skripsinya menguraikan, Blue Ocean di Jl. Hayam Wuruk punya sekitar 230 hostes,  Apollo di Jl. H. Agus Salim, Menteng memiliki 120 hostes, Marcopolo memiliki sekitar 90 hostes.

Meski pada akhirnya juga menyediakan hostes, Tanamur tidak mendapat kesan senegatif night club. "Ini yang menjadi salah satu faktor diskotek lebih menjadi pilihan anak muda Jakarta," tutur Enrico.

Kehadiran Tanamur sebagai pelopor diskotek di Jakarta, membawa pengaruh terhadap industri hiburan malam. Semenjak ada Tanamur, banyak klub malam yang gulung tikar.

Majalah Tempo, 14 Februari 1976 menulis, berdasarkan keterangan Wim Tomasoa, Wakil Ketua Bapparda/ Dinas Pariwisata DKI, sebanyak 33 night club pada 1971/1972 hanya sisa 16 buah pada 1976.

Ulang Tahun Pertama Tanamur

TANAMUR diskotek pertama di Jakarta. Berdiri sejak 12 November 1970. Pemiliknya Ahmad Fahmy Alhady, anak saudagar Arab, juragan tekstil Tanah Abang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News