Bullying di Medan Berujung Kematian Korban, Sahroni Minta Polri Buka Hotline Pengaduan

Bullying di Medan Berujung Kematian Korban, Sahroni Minta Polri Buka Hotline Pengaduan
Wakil Ketua Komisi III DPR Fraksi NasDem Ahmad Sahroni. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyoroti kian maraknya aksi bullying di kalangan anak-anak. Kasus baru-baru ini terjadi di Medan, bahkan berujung kematian korban seorang pelajar SD yang berusia 8 tahun.

Sahroni yang geram atas kejadian itu mendesak Polri mengusut tuntas kasus perundungan tersebut dan pelakunya mendapat hukuman setimpal.

"Untuk kesekian kalinya kita mendengar kasus bullying yang berakhir kematian. Mirisnya lagi, perundungan dilakukan oleh anak di bawah umur, terhadap anak di bawah umur. Ini sangat menyedihkan," ujar Sahroni di Jakarta, Rabu (5/7).

Terkait kasus tersebut, legislator Partai NasDem itu pun mempertanyakan bagaimana pengawasan orang dewasa terhadap perilaku anak di lingkungan mereka, terutama orang tua dan guru.

"Karena itu saya minta polisi turun tangan, usut tuntas meski pelakunya anak, hukuman yang dijatuhkan harus maksimal," lanjut Sahroni.

Politikus asal Tanjung Priok, Jakarta Utara itu berharap kasus perundungan tersebut menjadi titik balik penanganan bullying di sekolah.

Kian maraknya kasus bullying di lingkungan pendidikan membuat Sahroni meminta kepada seluruh jajaran polda melakukan sosialisasi hingga penanganan kasus yang terjadi sampai tuntas.

"Saya minta seluruh polda membuat program untuk masuk ke sekolah-sekolah. Kepolisian bersama pihak-pihak terkait harus paparkan bahaya dan jeratan hukum yang menanti bagi para pelaku bullying," tuturnya.

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni minta Polri buka hotline pengaduan kasus bullying pasca kasus perundungan di Medan berujung kematian korban.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News