Bunaken Nyala 24 Jam, Pulau Lain Menyusul
Senin, 07 Februari 2011 – 08:08 WIB
Penangkap energi mataharinya dilakukan 1.440 buah panel surya yang didatangkan dari Tiongkok. Sementara baterai untuk menyimpan daya listrik dari panel surya berasal dari Jerman. Lalu inverter atau pengubah arus listrik DC (direct current) ke AC (alternating current) dan sebaliknya menggunakan produk Australia.
Langkah penghematan agar warga tak boros dalam penggunaan setrum juga dilakukan sejak dini. Dengan program demand side management (DSM) atau pengendalian sisi kebutuhan, kini dilakukan pembagian secara cuma-cuma lampu sangat hemat energi (LSHE) berdaya 3 watt, yang terangnya setara dengan 25 watt lampu pijar.
General Manager PLN Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo (Suluttenggo) Ir Wirabumi Kaluti bahkan sudah membagikan 500 lampu untuk warga pulau itu. Rinciannya, pelanggan 450 watt mendapat 5 lampu LSHE, 900 watt 8 buah, dan 1.300 watt 11 buah.
Dengan dioperasikannya PLTS Bunaken ini PLN telah mencatatkan sejarah baru. Sebab, inilah PLTS murni pertama yang melayani satu pulau. Selama ini PLTS yang ada sebenarnya tidak benar-benar murni. PLTS itu masih diparalelkan dengan PLTD yang di kalangan PLN populer disebut hybrid.
Sejak kemarin masyarakat di Pulau Bunaken, Sulut, bisa merasakan asyiknya nonton TV di siang hari. Setelah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor