Bunda Harus Tahu, Penyakit Mematikan ini juga Menyerang Anak-anak

Bunda Harus Tahu, Penyakit Mematikan ini juga Menyerang Anak-anak
Ilustrasi bayi. Foto : JPG

Pada masa epidemi, IMD sendiri lebih banyak menyerang anak-anak dan dewasa muda. Sedangkan saat nonepidemi, IMD lebih banyak menyerang anak-anak dari usia 3 bulan hingga 5 tahun.

"Hanya dalam 24 jam saja kondisi anak bisa dapat berubah dari yang hanya panas menjadi berbahaya," ucapnya.

Dokter Attila pun memaparkan gejala anak di atas 1 tahun yang terkena IMD, antara lain demam, sakit pada punggung atau leher, sakit kepala, mual atau muntah-muntah, leher kaku, dan bercak ruam ungu kemerahan.

Kemudian pada bayi, gejala IMD tidak mudah untuk dilihat, namun gejala ini bisa menjadi perhatian para orang tua. Antara lain rewel, lesu, tidur sepanjang waktu, menolak menggunakan botol, menangis saat digendong dan tidak bisa ditenangkan saat menangis.

"Kemudian ubun-ubun yang menonjol (pada bayi), perubahan perilaku serta demam," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu.

Atilla melanjutkan, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya Invasive Meningococcal Disease, yaitu kontak erat dengan orang yang terinfeksi, asap rokok (aktif dan pasif), permukiman yang padat, perubahan iklim, tingkat sosial ekonomi yang rendah dan riwayat infeksi saluran pernafasan atas.

Dia menegaskan, IMD memang dapat diobati, tetapi IMD dapat meninggalkan 'jejak' seperti kelumpuhan, tuli, dan juga kerusakan otak.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, pencegahan terbaik untuk meningitis adalah dengan vaksinasi.

Bunda harus tahu bahwa penyakit mamtikan ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Waspadalah.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News