Burung Kacer Seludupan dari Malaysia Mati Satu Per Satu, Flu Burung?

Karena biaya pemeliharaan yang tinggi itu, Bea Cukai terpaksa menyimpan burung hasil tangkapan itu dengan kandang seadanya. Karena keterbatasan kandang itu, burung itu akhirnya mati satu per satu.
"Dari informasi yang kita terima, burung ini ditangkap dengan dipancing dan diperkirakan umurnya tidak akan lama. Burung ini dijerat dengan diumpan pakai jangkrik. Karena itu mulutnya luka semua," ucapnya.
Dari informasi itu, Bea Cukai pun kembali melakukan koordinasi dengan Balai Karantina Pertanian Batam untuk segera melepaskan burung-burung itu. Namun, Balai Karantina tidak mengizinkannya karena masih melakukan pengecekan terhadap kesehatan burung itu.
"Mereka takutnya burung itu terkena virus flu burung. Keluarnya surat dari Karantina bahwa burung ini bebas dari virus hari Selasa, setelah burung itu mati," jelasnya.
Karena sudah terlalu lama, burung-burung yang mati itu pun mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Sehingga Bea Cukai melakukan tindakan pemusnahan dengan cara dikubur.
"Burung yang mati sudah kita musnahkan dengan cara dikubur. Dalam pemusnahan itu, kita juga sudah bikin berita acaranya dan mengambil foto-fotonya," imbuh Evy.(she/cr1)
Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Batam tidak tahu menahu tentang keberadaan burung hasil tangkapan Bea Cukai Batam beberapa waktu lalu.
Redaktur & Reporter : Budi
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Sudirman Cup 2025: Sempat Tertinggal 0-2, Jepang Mengalahkan Malaysia
- Ibas Ingatkan Pentingnya Perlindungan PMI dan Penguatan Keamanan Perbatasan
- 45 PMI Dipulangkan dari Malaysia Melalui Pelabuhan Dumai, Ada yang Sakit Kulit