Caltung dan Astung
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Meski demikian, ketika ia mengumumkan secara terbuka bahwa ia meloncat ke kubu Republik hal itu bisa membawa dampak signifikan, mengingat Musk adalah infuencer yang sangat berpengaruh.
Musk makin berpangaruh karena sekarang menjadi pemilik Twitter. Dia akan menggunakan platform berpengaruh itu untuk memperjuangkan ideologi politiknya.
Persaingan Partai Republik vs Partai Demokrat itu mirip dengan persaingan kadrun vs cebong di Indonesia.
Bedanya, di Amerika persaingan itu berjalan dalam koridor demokrasi liberal yang sudah mempunyai pondasi konstitusi yang kokoh, sedangkan di Indonesia polarisasinya terjadi dengan saling hujat dan serang sampai tidak mengindahkan etika dan tata krama.
Fenomena di Indonesia sudah mengarah kepada fenomena dua partai seperti yang terjadi di Amerika.
Sejak masa kemderdekaan sampai sekarang, Indonesia menerapkan sistem multi-partai dengan jumlah partai puluhan dan ratusan dalam setiap kontestasi pemilu.
Sejak pemilu demokratis pertama pada 1955 sampai pemilu mutakhir 2019, puluhan partai yang berkontestasi itu mempunyai muara yang sama, yaitu nasionalis dan religius.
Dua aliran utama itu menjadi ideologi semua partai yang ada di Indonesia. Perbedaan ideologi yang terjadi hanya sekadar varian atau faksionalisasi belaka.
Indonesia seharusnya bisa menuju ke sistem dua partai karena suprastruktur masyarakat sudah mengerucut kepada dua kubu religius dan nasionalis.
- Inas Zubir Bicara Krisis dan Peluang Masa Depan Hanura di Tengah Keterpurukan
- Forum Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran bin Jokowi, Pengamat: Ekspresi di Negara Demokrasi
- Said Aldi Instruksikan Konsolidasi OKP Hingga ke Tingkat Bawah
- Jokowi Tempuh Jalur Hukum Perihal Tudingan Berijazah Palsu, Pengamat Politik Boni Hargens: Ini Pelajaran Berdemokrasi
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat
- PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2029, Ahmad Sahroni: Masih Dini untuk Bicara Pilpres