Cerita Mantan Kopassus, Rahang Pernah Tertembus Peluru

Cerita Mantan Kopassus, Rahang Pernah Tertembus Peluru
Kolonel Inf Hendri Wijaya. Foto: ANGGI PRADITHA/KALTIM POST/JPNN.com

Di saat siang mereka akan beristirahat dan saat malam mereka melakukan pergerakan. Itu untuk meminimalisasi penggunaan senjata, sehingga keberadaan anggota Kopassus tidak diketahui musuh.

Di tengah lebatnya hutan, bak film-film action, ketika bertemu musuh gencatan senjata tak bisa dihindarkan. Baku tembak hingga pertumpahan darah terjadi.

Peristiwa itu meninggalkan kisah sendiri. Telak di depan mata dia menyaksikan peluru yang menembus tubuh rekannya.

Desingan suara senjata yang beradu itu dibanjiri darah. Pemandangan mengerikan tersebut masih terekam jelas di memorinya.

Bahkan, Hendri mengakui sempat terkena timah panas di rahang kanannya. Bersyukur peluru bisa dikeluarkan, dan bekas luka tersebut perlahan memudar.

“Kehilangan rekan satu letting saya di medan perang merupakan pengalaman tidak menyenangkan. Tangis, sedih dan amarah semua bercampur aduk. Kondisi di medan perang itu nyata, nyawa yang jadi taruhannya,” tutur lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) 1991.

Dandim kelahiran Lubuklinggau, 29 Juni 1970 ini juga pernah menjabat sebagai Komandan Kodim 1605/Atambua, Nusa Tenggara Timur (2013).

Permasalahan yang dihadapi di daerah tersebut sangat kompleks. Mulai dari perebutan lahan tinggal, pengungsian, maupun konflik SARA. Suasana mencekam, ditambah kepemilikan senjata ilegal sering didapati.

Kopassus gerak-geriknya tertutup. Seperti pergerakan mereka di setiap misi yang mereka jalankan. Sunyi dan senyap.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News