Cerita Mbah Rono, Pak SBY pun Tak Berani Intervensi

Cerita Mbah Rono, Pak SBY pun Tak Berani Intervensi
Mantan Kepala PVMBG, Surono, ketika ditemui di Boutique Apartemen Kemayoran Jakarta, Jumat 29/12. Foto: Chandra Satwika/Jawa Pos

jpnn.com - Surono dan Asep Saepuloh selalu dicari ketika terjadi aktivitas di gunung berapi. Karena kepakarannya, mereka hingga saat ini dipercaya untuk menganalisis fenomena geologis yang terjadi.

BAYU PUTRA-HILMI SETIAWAN, Jakarta

LETUSAN Gunung Merapi pada 27 Oktober 2010 masih tercatat sebagai bencana vulkanologi dengan jumlah pengungsi terbanyak di era modern.

Jumlahnya sekitar 1 juta jiwa, dengan 417 ribu di antaranya berada di tenda-tenda pengungsian.

Tidak mengherankan karena letusan tersebut paling besar bila dibandingkan dengan letusan-letusan Merapi yang pernah terjadi.

Tidak banyak yang mengetahui, ada pergulatan besar dalam upaya mengevakuasi warga. Surono yang saat itu masih menjabat kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berada dalam posisi dilematis.

’’Betapa sulitnya waktu itu di Jogja. Merapi akan meletus lebih besar, tetapi saya tidak boleh ngomong seperti itu,’’ tuturnya.

Sebab, itu akan menimbulkan kepanikan dan akan membunuh perekonomian Jogja.

Surono, yang akrab dipanggi Mbah Rono, ketika itu tahu Gunung Merapi akan meletus lebih besar, tetapi dia tidak boleh ngomong seperti itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News