China Terapkan Kebijakan Ekstrem, WNI di Shanghai Keluhkan Ini

China Terapkan Kebijakan Ekstrem, WNI di Shanghai Keluhkan Ini
Para petugas dengan alat pelindung diri bersiap melakukan disinfeksi di kawasan pemukiman distrik Huangpu, menyusul wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Shanghai, China, Rabu (20/4/2022). China Daily via REUTERS/RWA/djo

jpnn.com, SHANGHAI - Konsul Jenderal RI di Shanghai Deny Kurnia menyerukan WNI untuk saling bergotong-royong di kalangan warga negara Indonesia yang tinggal di kota terkaya di China tersebut dalam menghadapi masa sulit di tengah penguncian wilayah (lockdown) akibat lonjakan terbaru kasus COVID-19.

"Kita harus bergotong-royong menjaga kondisi psikis akibat lockdown yang berkepanjangan ini," katanya saat dihubungi ANTARA Beijing, Sabtu.

Ia mengakui masalah kejiwaan menjadi hal utama yang harus diperhatikan selama masa-masa sulit tersebut.

"Usahakan tetap rileks. Yang mampu bisa bantu kesulitan yang lain," imbau Konjen.

Dalam beberapa kali masa perpanjangan lockdown, pihak Pemerintah Kota Shanghai memang telah menjamin ketersediaan kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Namun karena hampir seluruh wilayah Shanghai ditutup total, maka tidak semua area terlayani dan terdistribusi dengan baik.

Jasa pesan-antar makanan dan kebutuhan sehari-hari menjadi tulang-punggung bagi masyarakat setempat, termasuk WNI, selama masa lockdown.

"Memang tidak seperti hari-hari biasa. Selain tidak mudah, harga juga mahal. Bahkan ada WNI kita yang merasakan pelayanan kurang memuaskan," ungkap Deny.

WNI di Shanghai merasakan kesulitan akibat kebijakan ekstrem yang diterapkan pemerintah China

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News