Connie: Presiden Cuti Saja atau Mas Gibran Dibatalkan jadi Cawapres

Connie: Presiden Cuti Saja atau Mas Gibran Dibatalkan jadi Cawapres
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie. Foto: YouTube/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Praktik politik demokratis hampir sulit diwujudkan selama penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024.

Hal tersebut dikatakan pengamat militer Al Araf dalam diskusi publik bertajuk "Knalpot Brong Vs Tentara" di Jakarta, Kamis (4/1).

Dia menilai, pada masa kampanye Pemilu 2024 yang sudah berjalan banyak peristiwa yang berlawanan dengan regulasi yang berlaku.

"Menurut saya, politik pemilu demokratis sudah hampir sulit diraih dalam Pemilu 2024 karena ada instrumen kekuasaan yang akan menggunakan instrumen lain dalam pertarungan," kata Al Araf dalam diskusi tersebut.

Dia menyoroti terdapat banyak kejadian yang sebenarnya melanggar hukum, tetapi tidak dituntaskan dengan baik oleh Pemerintah.

Pertama, kehadiran ajudan Prabowo Subianto, Mayor Teddy Indra Wijaya, yang merupakan anggota aktif TNI, dalam debat pertama capres Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023.

Kehadiran ajudan Prabowo itu, menurut Al Araf, tidak rasional dan melanggar peraturan.

Jika dilihat dari undang-undang mana pun, kata Al Araf, kehadiran Teddy tetap terbukti melanggar aturan TNI dan Polri yang tidak boleh terlibat dalam politik praktis.

Connie Rahakundini Bakrie kembali menyoroti kemunculan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres pada Pilpres 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News