Cyber Army
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Perang propaganda komputasional oleh Rusia juga dilakukan di banyak negara, seperti Inggris, Brasil, Kanada, Tiongkok, Jerman, Polandia, Taiwan, dan Ukrania.
Perang siber terjadi ketika ada perhelatan politik besar di negara itu. Ketika terjadi referendum Brexit di Inggris pada 2016 pasukan siber Rusia juga melakukan propaganda komputasional mirip dengan yang dilakukan di Amerika Serikat. Akibat provokasi akun-akun palsu Rusia itu masyarakat Inggris terprovokasi untuk memilih keluar dari keanggotaan Uni Eropa.
Perang siber di Indonesia sangat mungkin disusupi oleh propaganda komputasional yang dilakukan oleh kekuatan dari luar. Kecanggihan komputasional yang mereka miliki memungkinkan mereka melakukan berbagai manipulasi untuk mengadu domba dan memecah belah.
Internet punya dua wajah Dewa Janus yang berbeda. Internet membuat hidup makin mudah dan nyaman. Internet memungkinkan penggunanya untuk lebih mudah melakukan partisipasi politik.
Namun, internet juga punya potensi besar menghancurkan kehidupan demokrasi. Indonesia harus waspada. (*)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Cyber army sudah menjadi bagian dari lanskap politik yang tidak terpisahkan dalam dinamika politik Indonesia.
Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror
- Habiburokhman Gerindra: Kalau Itu Pilihan Pak Ganjar, Kami Tidak Akan Menghalangi
- Bea Cukai jadi Sorotan, Pengamat Intelijen & Keamanan Merespons Begini
- Respons Hasto PDIP soal Duet Anies - Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Tidak Disangka
- Disebut Sewa Buzzer, Bea Cukai Berkomentar Begini, Tegas
- Sikap PDIP Masih Dinanti, Parpol Pendukung Prabowo Dag Dig Dug
- Jalan Politik Gibran: Mengubah Hinaan Menjadi Kekuataan