Dag Dig Dug Pemilu Malaysia

Dag Dig Dug Pemilu Malaysia
Dahlan Iskan.

Dua tambang suara Najib tergerus kali ini: Johor dan Sabah. Selama ini 26 kursi DPR dari Johor hanya satu yang lepas. Tapi sekarang ini muncul tokoh baru di Johor. Anak muda. Umur 25 tahun. Populer sekali. Berada di kubu Mahathir. Namanya: Syed Saddiq.

Waktu saya satu minggu di Johor dua bulan lalu saya tahu: nama ini benar-benar idola. Dia putra mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Muhyidin Yasin. Saya beberapa kali bertemu dengannya.

Saddiq lulusan International Islamic University. Juga lulusan Royal Military Collage. Dua-duanya di Malaysia. Waktu kuliah Saddiq selalu juara debat. Jabatannya saat ini: Presiden Pemuda Partai Pribumi Bersatu. Ayahnya jadi presiden di partai itu. Mahathir jadi chairmannya.

Di Sabah yang memiliki 25 kursi DPR, juga muncul tokoh anti Najib. Namanya: Shafei Apdal.

Tahun 2015 dia dipecat Najib. Dari posisi menteri daerah dan pedesaan. Juga dipecat dari wakil presiden partai.

Tahun lalu Apdal mendirikan partai di Sabah: Partai Warisan Sabah. Mottonya: Sabah Kita Punya. Hasil survey terakhir:  setidaknya Apdal saja bisa merebut 10 dari 25 kursi itu. ”Mahathir lebih mampu memahami kita,” katanya.

Dalam pidato terakhirnya kemarin, di Pekan, Najib menyerang Mahathir. Rakyat harus ingat betapa diktatornya Mahathir saat menjadi perdana menteri.

Dalam pidato terakhirnya kemarin, di Langkawi, Mahathir membalas: tapi saya bukan pencuri. Mahathir, 92 tahun, hanya berpidato 18 menit.

Malaysia mendadak menggelar pemilihan umum. Skandal korupsi tidak banyak memengaruhi sikap pemilih. Ya sudah. Nasib.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News