Dana BOS Tidak Efektif, Kebijakan RSBI Dinilai Tak Tepat
Minggu, 01 Mei 2011 – 18:42 WIB
JAKARTA - Aturan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dinilai tidak efektif mengurangi pungutan di sekolah. Program Manager Pattiro Institute, Ermy Ardhyanti mengatakan, aturan BOS saat ini yang bercampur antara pos operasional dan pos honor, mengakibatkan penggunaan dana BOS didominasi oleh pengeluaran untuk honor yang mencapai 40 persen. "Anggaran sebagian besar masih disalurkan dalam bentuk proyek, yang seringkali tidak tepat sasaran. Padahal, seharusnya bisa disalurkan dalam bentuk skema," imbuhnya.
"Saat ini, baik secara nyata ataupun samar, honor untuk guru tidak tetap pembayarannya menggunakan dana BOS ini. Sehingga biaya operasional belajar siswa semakin berkurang," ungkap Ermy, ketika menggelar konferensi pers mengenai anggaran pendidikan di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Minggu (1/5).
Baca Juga:
Ermy mengatakan, saat ini bahkan banyak pula dana BOS yang digunakan untuk belanja di luar ketentuan. Akibatnya, lanjut Ermy, pungutan sekolah hanya menurun 20 persen. Di mana masyarakat masih harus dibebani dengan membayar rata-rata sebesar Rp 50 ribu sampai dengan Rp 350 ribu per bulan, untuk beberapa jenis pungutan lainnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Aturan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dinilai tidak efektif mengurangi pungutan di sekolah. Program Manager Pattiro
BERITA TERKAIT
- Universitas Terbuka Luncurkan MBKM Expo, Cetak Generasi Unggul & Kompetitif
- Belajar Digitalisasi Kenotariatan, INI German Federal Chamber of Notaries Teken MoU
- UKI Undang Dosen Asal Belanda untuk Perkuat Kolaborasi Global
- Alumni USAHID Luncurkan Program Orang Tua Asuh
- 31 Industri dari China Jadi Partisipan Business Matching 2024, Pendidikan Vokasi Berpeluang
- Tingkatkan Literasi, Lotte Mall Membangun Perpustakaan Sekolah di Jakarta