Dana Kurang, SMK Pilih Hemat dan Utang

Dana Kurang, SMK Pilih Hemat dan Utang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, SURABAYA - Beralihnya kewenangan pengelolaan SMA/SMK dari pemkot ke pemprov di Surabaya kini menyisakan banyak kendala.

Terutama bagi sekolah-sekolah. Besaran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang dipatok juga belum menutup seluruh kebutuhan.

Kalaupun bisa, sekolah harus berhemat dan berutang.

Hal tersebut diungkapkan Kepala SMAN 16 Roosdiantini. Ninik -sapaan akrab Roosdiantini- mengatakan tengah menerapkan jalur hemat.

Besaran SPP Rp 150 ribu, menurut dia, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Terutama untuk beragam kegiatan siswa hingga gaji guru tidak tetap (GTT).

''Akhirnya kami buat daftar prioritas pembiayaan," ujarnya.

Ninik mengatakan, saat ini sekolah harus menghemat beberapa dana operasional.

Termasuk biaya listrik dan air. Sebab, dia memprioritaskan gaji GTT/PTT agar terpenuhi dahulu pada setiap awal bulan.

Beralihnya kewenangan pengelolaan SMA/SMK dari pemkot ke pemprov di Surabaya kini menyisakan banyak kendala.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News