Dapatkah Tenaga Kerja Lokal Mengatasi Kelangkaan Pekerja Sektor Pertanian di Australia?

Dapatkah Tenaga Kerja Lokal Mengatasi Kelangkaan Pekerja Sektor Pertanian di Australia?
Ardie dan Kacie Lord (paling kiri) telah mempekerjakan backpacker di peternakan mereka Sutherland Station selama tiga dekade. (Supplied: Kacie Lord)

Cara lama dengan beriklan juga tidak efektif lagi, sehingga mereka kini mengandalkan media sosial.

Pelatihan tenaga kerja pertanian

Salah satu tempat pelatihan dan penyaluran tenaga kerja untuk sektor pertanian terletak di di Queensland tenggara, dikelola oleh Joanna Burnett.

'Backpacker' akan menghabiskan seminggu di pertanian Joanna di daerah Booubyjan, barat laut Gympie, belajar menjalankan peralatan pertanian dan keselamatan kerja, sebelum diterjunkan ke lapangan.

Pada masa puncaknya, pelatihan ini diikuti 900-an backpacker dalam setahun. Tapi sejak perbatasan internasional ditutup, Joanna sudah tidak melatih satu 'backpacker' pun.

Usaha yang dijalankannya sedang dalam masa hibernasi karena seluruh bergantung pada backpacker yang datang ke Australia, namun permintaan tenaga kerja dari kalangan industri terus berdatangan.

"Kami memiliki 1.400 petani dari seluruh pedalaman yang menghubungi kami saat mereka membutuhkan pekerja," ujar Joanna.

"Ada 250 lowongan kerja dalam daftar saya saat ini, namun mereka maklum tidak ada yang bisa kami lakukan untuk memenuhi permintaan mereka."

"Ada beberapa orang backpacker yang masih berada di Australia, tapi jumlahnya tidak banyak."

Di saat Australia akan menawarkan visa bekerja di pertanian kepada negara-negara ASEAN, seperti Indonesia, ada pihak yang merasa seharusnya Australia membenahi dulu tenaga kerja lokal

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News