Dari Keluarga Sederhana, Kuliah Tak Minta Orang Tua

Dari Keluarga Sederhana, Kuliah Tak Minta Orang Tua
SANG PEMBOCOR: Wiwin Suwandi. FOTO: dok
Kediaman orang tua Wiwin cukup sederhana. Rumah mereka berkonstruksi semipermanen berukuran sekitar 10 x 15 meter. Sebagian teras rumahnya dimanfaatkan untuk warung mracangan yang menjual kebutuhan sehari-hari, termasuk sembako. Seorang perempuan berkerudung putih, Masrina, 31, setiap sore menjaga warung tersebut sambil bersantai.

Jika sore menjaga warung, paginya Rina - sapaan akrab Masrina- bekerja sebagai dokter gigi di RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton.

Kakak sulung Wiwin yang murah senyum itu sangat ramah. Termasuk kepada para wartawan yang cukup banyak berkunjung ke rumahnya pascakasus yang menimpa adiknya.

Kepada Kendari Pos (Jawa Pos Group), alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Unhas, Makassar, tersebut menuturkan, di mata keluarga, Wiwin merupakan anak yang cerdas dan mandiri. Setamat SMAN 1 Pasarwajo, dia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Hassanudin (Unhas) pada 2003. Karena memiliki prestasi yang cukup baik di sekolah, Wiwin mendapat rekomendasi untuk masuk kuliah tanpa tes.

Dilahirkan dari keluarga sederhana, Wiwin peka betul terhadap kondisi keuangan keluarga. Karena itu, pada tahun kedua kuliah, dia memutuskan untuk membiayai sendiri pendidikannya. Dia sadar betul, gaji ayahnya sebagai guru SD tidak bisa diandalkan. Tentu berat jika ayahnya harus membiayai pendidikan empat anaknya. Apalagi, pada saat bersamaan, Rina memasuki pendidikan akhir di fakultas kedokteran gigi.

Nama Wiwin Suwandi mencuat setelah Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dirinya sebagai pembocor sprindik Anas Urbaningrum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News