Dasamuka Jawa

Dasamuka Jawa
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dan si teman ternyata adalah salah satu panglima perang kepercayaan Diponegoro.

William sebenarnya sudah bertekad untuk hidup di Jawa sampai mati. Demikian juga seorang pengusaha Inggris di bidang perkebunan. Yang bersama anak gadisnya sangat cinta Jawa. Namun, mereka itu akhirnya harus kembali ke Inggris karena Jawa tidak lagi aman.

Ketika Perang Diponegoro pecah, William sudah berada di Skotlandia. Kalau tidak, mungkin ia termasuk yang akan ditangkap Belanda. Ia ilmuwan. Ia penulis. Ia wartawan untuk London Times.

Begitu banyak pengetahuan baru saya dapatkan dari novel ini. Misalnya bagaimana profesi penulis di zaman itu. Juga bagaimana kelakuan Hamengkubowono IV. Yang menjadi raja saat masih sangat belia. Yang hanya jadi boneka ibunya dan boneka Belanda.

Yang lebih sibuk memuaskan diri dengan hobinya: balapan kereta kuda di jalan-jalan Yogyakarta yang berdebu. Yang selalu membawa banyak korban jiwa pengawalnya. Yang akhirnya mati muda akibat foya-foya.

Juga bagaimana Sultan Hamengkubuwo V dilantik jadi raja di usia yang masih dua tahun. Agar tetap bisa dijadikan boneka. Agar Diponegoro tidak naik takhta.
Dan yang saya juga belum pernah tahu adalah: bagaimana raja Jawa membuat arena bronjong. Untuk mengadu manusia lawan harimau. Sebagai bentuk hukuman kepada penjahat.

Juga kepada musuh pribadi keluarga raja Jawa. "Musuh pribadi" di situ termasuk tokoh yang tidak rela anak perempuan atau istrinya diminta raja.

Adakah keterlibatan Inggris di dalam perang Diponegoro?

Ketika Perang Diponegoro pecah, William sudah berada di Skotlandia. Kalau tidak, mungkin ia sudah ditangkap Belanda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News